Wednesday, December 10, 2014

Anda Nyeri di leher? Berikut Penjelasannya

type='html'>

Nyeri Leher

Penyebab paling umum nyeri leher adalah kelainan pada jaringan lunak yang terkait cedera atau pemakaian dan aus yang berkepanjangan. Pada kasus yang jarang, infeksi atau tumor dapat menyebabkan sakit leher. Pada beberapa orang, masalah leher dapat menjadi sumber rasa sakit di punggung atas, bahu, atau lengan.
Sakit jenis ini dapat berasal dari daerah di dekat leher, seperti rahang, kepala dan bahu. Sebaliknya, problem di leher juga dapat menyebabkan bagian tubuh yang lain mengalami nyeri, seperti punggung atas, bahu atau lengan. Jika syaraf juga ikut terlibat dalam gejala nyeri pada leher, akan merasakan kebal (kebas), kesemutan, atau kelemahan di lengan atau tungkai.
Leher sebenarnya adalah anggota tubuh yang memiliki tugas yang sangat berat, yaitu mempertahankan posisi kepala agar tetap tegak. Posisi saat bekerja dengan duduk di depan komputer atau posisi kerja dengan duduk melengkung ke meja akan membuat tugas leher menjadi semakin berat. Kebiasaan-kebiasaan tersebut merupakan sumber terjadinya gangguan nyeri dan rasa sakit pada anggota badan bagian atas, khususnya leher.
Sakit pada leher (tengeng) umumnya dikeluhkan oleh banyak orang akibat salah dalam posisi tidur, sehingga otot mengalami kontraksi atau pemendekan dalam waktu lama dan terus-menerus. Otot pun akan mengalami spasme (kaku) yang mungkin terjadi bila tidur tanpa berubah posisi kurang lebih selama dua jam. Orang normal yang tidur miring secara otomatis akan mengubah posisi setiap sekitar dua jam.
Tetapi jika orang itu dalam keadaan capek, pergerakan posisi baru dilakukan setiap empat jam sekali. Akhirnya ketika bangun tiba-tiba leher sangat sakit saat untuk menoleh ke kanan maupun ke kiri atau dalam bahasa medis disebut dengan tortikolis.
Ada perbedaan antara nyeri leher dan tengeng. Nyeri leher yang terjadi pada leher bagian belakang penyebabnya cenderung tidak jelas, biasanya terjadi melalui proses yang lama kemudian merasakan sakit yang memuncak sebagai akibat dari aktivitas yang membuat leher lelah.
Sedangkan tengeng paling sering terjadi akibat posisi tidur yang salah, yang biasanya mengakibatkan kesulitan menoleh ke kiri atau ke kanan dan itu terjadi biasanya dalam waktu beberapa hari saja. “Aktivitas sehari-hari yang membuat leher bekerja keras tanpa disadari sebenarnya menjadi pemicu terjadinya nyeri leher
Strain (kejang) otot adalah penyebab nyeri pada leher yang terjadi akibat pemakaian otot leher yang berlebihan. Sebagai contoh, duduk membungkuk berjam-jam saat menyetir mobil, sering memicu terjadinya strain otot. Otot-otot leher, terutama di bagian sisi belakang, menjadi fatique (lelah) dan bahkan strain. Faktor usia juga menjadi penyebab terjadinya nyeri leher, seperti halnya semua persendian di tubuh, persendian leher juga cenderung mengalami kemunduran seiring usia.
Pengapuran
Nyeri leher yang timbul umumnya akibat adanya pengapuran pada tulang leher. Akibat pengapuran ini menyebabkan terjadinya penyempitan pada lubang tempat keluarnya saraf-saraf tepi (saraf spinalis) yang terdapat di tulang belakang leher tersebut. Hasilnya keluhan nyeri pada leher, kadang juga dirasakan nyeri yang menjalar ke bahu atau lengan akan terasa, namun tergantung jenis saraf yang terjepit.
Seiring bertambahnya usia, pembantalan pada diskus di antara tulang belakang akan mengering, sehingga mempersempit ruang di dalam kolum spinal, tempat di mana syaraf-syaraf menjulur keluar. Diskus pada leher juga dapat mengalami herniasi yaitu materi gelatin di dalam diskus mengalami protrusi (penonjolan) melewati penutup diskus yang keras. Jika hal ini terjadi daerah dekatnya syaraf-syaraf dapat menjadi teriritasi.
Jaringan lunak dan tulang lainnya yang tumbuh juga dapat menekan syaraf di tempat mereka keluar dari spinal cord, dan menyebabkan nyeri,” papar Dhono yang juga seorang dosen. Jika nyeri leher sudah menjalar hingga mengganggu syaraf-syaraf, hal terburuk yang dapat terjadi adalah kelumpuhan pada bahu hingga lengan.
Pemakaian obat sebagai penyembuh nyeri sendi atau lainnya, sebenarnya tidak mengobati sumber yang mengakibatkan timbulnya rasa nyeri. Namun obat-obat yang banyak beredar di pasaran hanya menghilangkan rasa nyeri, ketika efek obat sudah hilang maka nyeri akan kembali timbul.
Jika nyeri yang terjadi tergolong ringan tidak masalah jika minum obat. Namun yang perlu diingat, hilangnya rasa nyeri itu karena pengaruh zat sesaat yang terkandung di dalam obat. Karena sebenarnya obat tidak menyembuhkan sumber yang menyebabkan nyeri itu.
Sakit leher pada kondisi tertentu dapat hilang dengan sendirinya, tapi sebagian memerlukan diagnosis dan perawatan medis lebih lanjut. Nyeri leher dapat disebabkan oleh kelainan di jaringan lunak, yakni otot, ligamen, dan saraf, juga tulang serta sendi tulang belakang. Penyebab paling umum sakit leher adalah kelainan jaringan lunak karena cedera kecil tetapi berkepanjangan. Meskipun jarang, hal tersebut dapat juga disebabkan oleh infeksi, tumor, dan kelainan bawaan tulang belakang.
Atlet dan orang-orang dengan gaya hidup aktif kemungkinan memiliki masalah leher cukup tinggi. Adanya trauma akibat jatuh dan tergelincir dalam kecelakaan sepeda atau mobil yang tidak sepenuhnya disembuhkan dapat memperburuk nyeri leher.
Saat ini, penyebab terbanyak adalah penyakit leher degenerasi karena proses penuaan dan aktivitas yang berlebihan. Di beberapa orang, adanya masalah tulang belakang bagian leher menimbulkan rasa sakit di punggung atas, bahu, dan lengan.
Jika kita bagi kategori nyeri leher, nyeri dapat timbul baik secara lokal atau berasal dari daerah lain. Penyebab nyeri local pada leher dapat disebabkan oleh:
· Syaraf leher – kompresi atau iritasi saraf
· Ligamental dan cedera otot – keseleo atau pukulan cemeti
· Ruas tulang belakang leher – peradangan sendi kecil (facet)
· Kerangka tulang – retak
· Infeksi
Bahkan ketika penyebab sakit leher adalah jinak, hal ini yang bisa sangat melumpuhkan. Oleh karena itu, kita tidak boleh meremehkan nyeri otot dari leher karena terkilirnya otot lokal yang dapat menyebar hingga bahu, lengan dan bahkan jari. Terkadang rasanya mirip seperti nyeri dada atau nyeri menusuk pada bahu.
Berikut macam-macam penyakit inflamasi di tulang belakang:
• Rheumatoid Arthritis
Rheumatoid arthritis dapat merusak sendi-sendi di leher dan mengakibatkan kekakuan, biasanya di daerah leher bagian atas.
• Degenerasi  Diskus Intervetebral Cervical (Spondylosis)
Degenerasi disk biasanya terjadi pada usia 40 tahun atau lebih. Disk dapat menonjol dan memberikan tekanan terhadap saraf tulang belakang ketika tepi dari disk melemah.
• Cedera
Kecelakaan kendaraan bermotor atau kecelakaan olahraga dan jatuh, dapat mengakibatkan cedera di leher. Tabrakan mobil dapat mengakibatkan hyperextension(gerakan leher ke belakang di luar batas normal) atau hyperflexion (gerakan leher maju melampaui batas normal). Pada umumnya, cedera mengenai jaringan lunak. Lebih parahnya, dapat mengakibatkan cedera leher disertai fraktur atau dislokasi tulang leher, yang dapat merusak saraf tulang belakang dan berpotensi mengakibatkan kelumpuhan.
Hanya sedikit obat penghilang rasa sakit dapat mengurangi nyeri leher. Namun, jika dibiarkan tidak diobati untuk waktu yang lama, rasa sakit itu bisa menjadi akut. Bila gangguan sakit leher tidak hilang setelah enam minggu, Anda perlu segera berkonsultasi dengan dokter.
Apa yang terjadi bila tidak diobati?
Mengobati nyeri leher akut guna mencegahnya menjadi kronis. Sakit leher kronis dapat menyebabkan penurunan kondisi, otot kaku, kontraktur (leher bengkok), dan kekakuan. Akan ada penurunan gerakan leher, bahkan mungkin membengkokkan tubuh.
Gejala berkaitan dengan nyeri leher:
• Tonjolan diskus serviks—Diskus yang terselip di daerah leher dapat menyebabkan nyeri leher berkepanjangan dengan kekakuan yang konstan di sekitar leher dan otot bahu. Nyeri ini bisa menyebar ke bahu dan/atau lengan. Bergantung pada derajat tonjolan, ruas tulang belakang dapat dipersempit ke berbagai tingkat—memberikan rasa kebas dan kelemahan pada tangan.
• Sakit kepala cervicogenic—sakit kepala tertentu yang berhubungan dengan nyeri leher. Mereka muncul secara spontan, kadang begitu kuat hingga membangunkan pasien dari tidur. Rasa sakit kerap terasa tajam dengan masing-masing durasi berlangsung dari beberapa menit sampai beberapa jam. Hal ini dapat disertai dengan rasa kebas di bahu ataupun tangan.
• Gejala nyeri miofasial—Sering kali, pasien ini memiliki banyak titik picu lemah di atas bahu mereka, leher dan punggung atas, di antara skapula mereka dan menyebabkan lengan lemah. Jenis rasa sakit ini dapat dihilangkan dengan pijatan atau akupresur untuk periode waktu yang singkat. Nyeri ini mungkin dipicu oleh stres.
• Fibromyalgia—Nyeri otot yang secara umum melibatkan leher, pinggang bawah, bahu, bokong, dan anggota gerak. Ada sering keterlibatan kelelahan yang parah, nyeri perut, atau tekanan psikologis. Pasien mungkin mengalami kekakuan sendi di tangan, kaki, dan leher pada pagi hari
• Rheumatoid arthritis—Gangguan sistemik yang melibatkan kondisi inflamasi poly arthritis, melibatkan tangan dan kaki atau nyeri leher.
• Efek stres—Jika seseorang bergegas untuk memenuhi tenggat waktu, tanpa sadar, otot-otot leher menegang dan leher memendek sehingga menyebabkan sendi leher tertekan. Studi telah menunjukkan bahwa stres mengurangi pernapasan seseorang, mengurangi oksigenasi untuk sejumlah otot tertentu.

BUAH MENGKUDU TAHITI ASLI DIOLAH MENJADI TAHITIAN NONI.

Tahitian Noni merupakan obat herbal yang terbaik untuk mencegah dan mengobati urat syaraf terjepit. Jika anda selama ini sering merasakan nyeri di bagian – bagian tersebut, itu bisa merupakan pertanda awal dari terjadinya syaraf terjepit. Oleh sebab itu, anda dapat mencegahnya dengan minum tahitian noni secara teratur. Bagi para penderita syaraf terjepit, Tahitian Noni juga dapat membantu menghilangkan gejala – gejala syaraf terjepit misalnya rasa nyeri, kesemutan, pegal – pegal, dan gejala – gejala lainnya. Apakah obat ini memiliki efek samping? Anda tidak perlu khawatir mengenai efek samping karena Tahitian Noni terbuat dari bahan – bahan herbal alami pilihan yang sangat ramah bagi tubuh sehingga tidak ada efek samping sama sekali.


View the original article here

No comments:

Post a Comment